Selasa, 21 Mei 2013

BIDIKMISIKU PENUH PERJUANGAN


BIDIKMISIKU PENUH PERJUANGAN
 Oleh Rifa Atun Mahmudah

Cerita yang aku tulis ini adalah cerita  mengenai perjuanganku dalam memperoleh beasiswa bidikmisi.

Dimulai saat aku masih mengenyam pendidikan di SMK, tepatnya di SMK N 1 CILACAP. Pada saat menjelang ujian, ada info dari kantor BK tentang beasiswa masuk perguruan tinggi bagi siswa yang berprestasi dan kurang mampu secara ekonomi. Beasiswa tersebut bernama “BIDIKMISI”, yaitu singkatan dari beasiswa pendidikan mahasiswa perguruan tinggi. Mendengar kabar gembira tersebut, tentu muncul harapan besar untuk mendapatkan Bidikmisi. Karena aku mempunyai cita-cita bisa kuliah dengan mendapatkan beasiswa, mengingat keterbatasan kemampuan ekonomi keluarga. Apalagi penerima bidikmisi akan dibebaskan dari biaya kuliah dan juga mendapatkan bantuan biaya hidup setiap bulannya.

            Awal perjuanganku dimulai pada saat sekolah mendata siswa-siswa dari sekolahku yang masuk rekomendasi untuk mengikuti jalur undangan masuk perguruan tinggi negeri (selanjutnya disebut PTN). Dan ternyata aku termasuk di dalamnya. Tentu saja ini menjadi
kabar gembira untukku, apalagi tidak semua siswa beruntung mendapatkan kesempatan yang sama. Setelah tahu kalau aku masuk rekomendasi sekolah, aku dan teman-teman melakukan proses selanjutnya untuk mendaftar. ada dua macam jalur undangan, yaitu jalur undangan regular dan bidikmisi. Aku menjadi salah satu siswa yang mendaftar jalur undangan bidikmisi. banyak proses yang harus dilewati dan proses tersebut dilakukan melalui sistem online. Beruntung, dalam proses pendaftaran aku dan teman-teman dibantu oleh teman yang mempunyai laptop. Langkah awal untuk mendaftar adalah rekomendasi dari sekolah lalu memasukan data-data, setelah yakin dengan data yang dimasukan, kita harus memfinalisasi data untuk mendapatkan kode akses dan NISN. Lalu masuk lagi ke portal bidikmisi bagian siswa untuk memasukan data-data. Setelah selesai melalui proses pendaftaran yang panjang dan penuh dengan lika-liku, tiba saatnya untuk memilih PTN dan program studi. Kami diberi kebebasan memilih dua PTN dengan dua program studi pada masing-masing perguruan tinggi. Saat itu aku memilih pilihan pertama  PTN universitas gajah mada, program studi manajemen dan ilmu hukum dan pilihan kedua PTN universitas negeri semarang dengan program studi manajemen dan ilmu hukum.

            Hari demi hari kami lewati, menunggu pengumuman hasil pendaftaran jalur undangan dengan harapan diterima di PTN yang diinginkan. Tetapi kenyataannya tidak seindah harapan. Aku dan teman-teman sekelasku yang mendaftar jalur undangan tidak diterima. Bahkan dari semua siswa di sekolahku yang mendaftar jalur undangan regular maupun bidikmisi, yang diterima hanya 3 orang. Hal ini tentu membuatku sedih dan membuatku pesimis. Walaupun masih ada jalur bidikmisi tertulis, tetapi saat itu pandanganku masih tertutup oleh kesedihan atas kegagalan yang aku alami. Hampir tidak ada niat untuk mengikuti jalur SNMPTN tertulis. Tetapi karena motivasi dari teman, akhirnya aku ikut mendaftar juga. Tepat sehari setelah pengumuman bidikmisi undangan, aku mendaftar bidikmisi tertulis. Saat itu, aku tidak berfikir panjang dalam memilih PTN dan jurusan. Aku hanya memilih jurusan yang aku inginkan tanpa melihat seberapa besar peluang diterima di PTN dan jurusan tersebut. Pilihan pertamaku adalah Univrsitas Negeri Semarang, pilihan kedua adalah Universitas Gadjah Mada.  aku memilih Managemen. Untuk lokasi ujian tulis yang aku pilih adalah purwokerto, kota yang dekat dengan kota tempat tinggalku, cilacap. Aku mendapat lokasi ujian di sektor 3,  SMP N 1 Purwokerto, ruang 7. Tes dilaksanakan selama 2 hari yaitu tanggal 12 juni 2012 dan 13 juni 2012. Sebelumnya aku belum pernah tau lokasi itu dan jarang sekali pergi ke purwokerto. Hal itu menjadi salah satu kendala untuk melaksanakan ujian tulis. Tetapi karena ada niat dan kemauan untuk mengikuti ujian tulis, aku memutuskan untuk mencari lokasi tes, dua hari sebelum ujian dilaksanakan.

            Aku mencari lokasi tes dengan seorang temanku yang akan mengikuti ujian tulis juga di purwokerto. Kami berangkat berbekal keberanian, naik bis berdua tanpa tau lokasi yang dituju sama sekali. Dari terminal cilacap, kami berangkat naik bis sekitar pukul 11.00 WIB lalu turun di perempatan tanjung sesuai petunjuk dari kernet bis. Dari perempatan tanjung, kami naik angkot menuju alun-alun purwokwerto karena menurut informasi dari teman, lokasi ujianku yaitu SMP N 1 Purwokerto dekat dengan alun-alun purwokerto. Kami sampai di sana pada siang hari sekitar pukul 12.30 WIB, di sana kami bertanya kepada seorang tukang parkir tetapi ternyata orang yang kami tanya adalah seorang tuna wicara. Betapa kagetnya kami, tetapi tukang parkir tersebut mengarahkan kepada kami untuk bertanya kepada seorang tukang parkir yang lain. Dari situ kami diberitahu lokasi yang kami cari. Kami harus berjalan dari alun-alun purwokerto ke lokasi sejauh kurang lebih 300 meter. Di bawah panas terik matahari dalam keadaan perut lapar, kami tetap semangat menuju lokasi.

            Sesampainya di tempat tujuan, kami masuk ke SMP N 1 Purwokerto untuk melihat kondisi tempat ujian dan mencari ruangan ujian. Setelah berkeliling beberapa lama, kami melanjutkan perjalanan ke lokasi ujian temanku yaitu di SMK N 2 Purwokerto, kami pun kembali menyusuri jalan sambil mencari informasi bagaimana cara menuju lokasi tujuan. beberapa lama kemudian kami menemukan tukang becak yang bisa mengantar kami ke SMK N 2 Purwokerto. Alhamdulillah akhirnya kami sudah menemukan lokasi tes SNMPTN. Setelah cukup berkeliling di lokasi ujian temanku, kami pun pulang ke Cilacap dengan adanya harapan untuk bisa mengikuti ujian SNMPTN yang akan dilaksanakan 2 hari lagi ketika itu dengan lancar dan berharap dapat lulus ujian tersebut.

            Selama perjalanan pulang, kami membahas bagaimana cara kami untuk berangkat ke purwokerto pada saat ujian tulis dilaksanakan. Apalagi ujian pada hari pertama dimulai pagi hari pukul 07.30 WIB dan jika kami naik bis, kemungkinan besar kami akan terlambat. Jadi, kami harus mencari alternatif lain untuk bisa sampai di lokasi ujian tepat waktu. Aku meminta kakak sepupuku untuk mengantarku ke purwokerto dan dia menyanggupi sedangkan temanku tidak ada yang mengantar. Kasihan dia, pada akhirnya dia tidak bisa mengikuti ujian tulis SNMPTN.

            Pada hari pertama dilaksanakannya ujian, aku melaksanakan tes potensi akademik dan  tes bidang studi dasar. Waktu yang singkat dan soal yang banyak, aku mengerjakan semampuku dan banyak yang tidak diisi sehingga sedikit pesimis atas hasil yang aku kerjakan.

            Pada hari kedua ujian tulis, aku ke purwokerto naik bis sendiri. Itu merupakan pengalaman pertama aku naik bis sendiri. Walaupun ada rasa takut, demi meraih mimpi aku memberanikan diri. Aku berangkat ke terminal diantar oleh ibu, sampai di terminal sekitar pukul 07.30 WIB. di sana aku berpamitan dan minta doa restu kepada ibu lalu aku naik ke dalam bis jurusan purwokerto. Sampai di purwokerto kurang lebih pukul 09.00 WIB. Dari alun-alun purwokerto aku berjalan ke SMP N 1 Purwokerto. Karena capai, aku berhenti sejenak untuk membeli minum saat perjalanan menuju tempat ujian. Sampai di tempat ujian aku langsung menuju ke kelas temat ujian di lantai 3 dan ternyata masih sepi, belum banyak orang karena memang hari kedua ini tes dimulai pukul 10.15 WIB. Tes yang  dilaksankan yaitu tes bidang studi IPS sedangkan aku yang berasal dari SMK hanya sedikit memperoleh materi IPS pada saat kelas 10, setelah itu tidak  ada mapel IPS. Hal itu menjadi salah satu tantangan untuk kami yang mengikuti tes SNMPTN yang berasal dari SMK. Aku menjawab soal yang ada dengan logika dan tidak tahu benar atau salah, tetapi banyak soal yang aku kerjakan pada saat itu.

            Selesai tes pada hari kedua, aku langsung pulang. Dari tempat ujian, aku naik angkot ke terminal purwokerto. Di terminal aku bertanya kepada seorang kernet, bis mana yang menuju cilacap. Saat itu ada seorang kernet yang memberi tahu untuk naik salah satu bis dan tanpa pikir panjang aku percaya untuk naik bis tersebut. Ternyata saat di tengah perjalanan aku diturunkan dan disarankan ganti bis karena bis itu tidak berhenti di terminal cilacap. Betapa kecewanya aku dengan kernet bis tadi, aku merasa ditipu. Walaupun sebagian uangku yang telah digunakan untuk membayar bis tadi dikembalikan tetapi tetap saja aku harus mencari lagi bis yang menuju terminal cilacap di tengah terik matahari dan dalam keadaan lapar karena belum makan siang. Bahkan saat itu aku ganti bis sampai 4 kali untuk sampai ke terminal cilacap. Benar-benar pengalaman yang melelahkan dan menyedihkan. Tetapi dari kejadian itu aku belajar bahwa seharusnya kita tidak boleh langsung percaya kepada perkataan seseorang dan lebih teliti dalam melakukan sesuatu.

            Setelah melewati peristiwa yang kurang baik, aku sampai juga di terminal cilacap. Sampai di sana aku duduk untuk beristirahat sambil menunggu ibu datang untuk menjemputku. Beberapa lama aku tunggu, ibu belum datang juga. aku hubungi lewat sms dan telepon tidak ada jawaban. Rasanya aku ingin menangis saat itu, karena fisik yang sudah capai ingin segera pulang untuk merebahkan diri di rumah tetapi harus menunggu lama untuk dijemput. Di kursi terminal itu aku amati dari mulai banyak orang sampai terminal menjadi sepi. Entah berapa lama aku menunggu, sampai akhirnya aku tidak tahan untuk terus menunggu dan memutuskan untuk pulang naik angkot.

            Sampai di rumah, aku diberitahu oleh ibu bahwa beliau sudah menjemputku di terminal tetapi beliau tidak menemukanku di sana. Dan ibu juga bilang bahwa beliau ke terminal tidak membawa handphone sehingga tidak tahu kalau aku hubungi. Saat itu ibu berbicara dengan nada yang sedikit tinggi dan aku langsung emosi karena keadaanku yang capai dan lapar.  Dari kejadian itu, aku dan ibu mengalami perselisihan. Sampai beberapa hari ibu tidak memperhatikanku. Sungguh keadaan yang tidak menyenangkan. Setelah selesai melaksanakan ujian tulis aku dihadapkan dengan masalah antara aku dan ibuku sendiri.   beberapa hari aku lewati dengan sedih karena tidak mendapatkan perhatian dari ibu, akhirnya aku memutuskan untuk minta maaf dan berdamai dengan ibuku. hatiku menjadi lebih tenang dalam melewati hari-hariku terutama dalam menunggu hasil SNMPTN.

            Hasil pengumuman  diberitahukan lewat online pada tanggal 7 juli 2012. Saat pengumuman itu tiba, aku pergi ke warnet untuk melihat hasil tes. Ternyata aku kembali dinyatakan tidak lolos. Betapa sedihnya aku, bahkan rasanya ingin menangis saat itu juga di depan komputer warnet. Setelah tahu aku tidak lolos, aku memutuskan untuk pulang. Sampai di rumah, ibu menanyakan hasilnya kepadaku. Dengan berat hati aku menceritakan bahwa aku kembali tidak lolos tes masuk perguruan tinggi. Penasaran dengan hasil pengumuman tenman-teman sekelasku, aku bertanya kepada mereka dan ternyata semua teman sekelasku yang ikut tes SNMPTN dinyatakan lolos. Hal itu tentu semakin membuatku sedih dan hampir putus asa. Saat itu aku berfikir mungkin tidak ada harapan lagi untuk mendapatkan beasiswa bidikmisi dan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi.

            Di tengah keputusasaanku, Allah SWT kembali menunjukan jalan-Nya. Aku mendapat informasi dari temanku bahwa masih ada kuota bidikmisi di UNNES lewat jalur SPMU. Mendengar kabar itu, muncul sedikit harapan untuk kuliah dengan mendapatkan beasiswa bidikmisi. Waktu itu aku tidak langsung mendaftar karena banyak pertimbangan yang aku pikirkan. aku harus pergi ke semarang untuk melaksanakan tes SPMU langsung di UNNES, tentu akan banyak mengeluarkan biaya dan aku masih dibayangi oleh ketakutan akan kegagalan lgi. Kasihan orang tuaku kalau sampai aku gagal lagi, mereka telah banyak mengeluarkan biaya untukku dan mereka mempunyai harapan untuk aku dapat lolos tes masuk perguruan tinggi.

            Setelah aku membicarakan niatku untuk mengikuti tes SPMU jalur bidikmisi di UNNES dengan orang tuaku, mereka mendukung dan memberiku izin untuk pergi ke Semarang apalagi aku tidak sendiri ke sana. ternyata banyak teman satu sekolahku yang mengikuti tes SPMU. Hal itu membuatku lebih bersemangat dan berusaha lebih keras lagi untuk bisa lolos tes. Kali ini aku tidak boleh  gagal lagi, aku tidak boleh mengecewakan orang tuaku. Mereka tidak pernah lelah mendukungku dan memberikan semangat ketika aku  gagal. Itulah yang menjadi motivasi untukku dalam menghadapi tes kali ini. Proses yang dilewai untuk mendaftar cukup panjang. mulai dari pendaftaran secara online, pembayaran biaya pendaftaran sebesar Rp200.000,- ke BRI, pencetakan kartu pendaftaran dan menyiapkan berkas-berkas yang dipersyaratkan bagi pendaftar bidikmisi. Selama melewati proses itu, ada cobaan yang harus dihadapi. Seperti, pemilihan jurusan yang penuh pertimbanagan. pencetakan kartu pendaftaran yang sempat tidak bisa dilakukan karena sistem yang error, dan kesulitan dalam mengurus berkas-berkas di sekolah karena harus bolak-balik ke sekolah.

            Pilihan pertama aku memilih jurusan ekonomi pembangunn dan ilmu hukum pada pilihan kedua. Tes dilaksanakan pada tanggal 28 juli 2012 bertepatan dengan puasa ramadhan. Aku bersama 2 orang temanku berangkat ke Semarang pada tanggal 27 juli 2012 menggunakan bis. Kami berangkat pukul 07.30 WIB dari terminal Cilacap dan sampai di Semarang sekitar pukul 14.00 WIB. Beruntungnya, di Semarang kami menginap di kost seorang kakak kelas kami dari SMK yang telah menempuh pendidikan di UNNES.

            Pada malam harinya di Semarang, kami ditemani kakak kelas melihat-lihat fakultas tempat tes. Dan keesokan harinya kami telah siap utuk mengikuti tes. Kami berangkat dengan harapan besar dapat sukses melaksanakan tes dan diterima di UNNES. Tes dimulai pada pukul 08.00 WIB dan dibagi dalam 2 sesi. Tes pertama adalah tes potensi akademik dan tes bidang studi pukul 08.00-10.00 WIB. Tes kedua adalah tes bidng studi IPS 10.30-12.00 WIB. Alhamdulillah, aku bisa melewati tes dengan lancar dan kali ini aku optimis dapat diterima.

            Selesai tes, kami pulang ke Cilacap pada tanggal 29 juli 2012. Sampai di rumah, kami kembali melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa sambil menunggu pengumuman. pengumuman tes SPMU akan diumumkan pada tanggal 2 agustus 2012. Aku masih ingat saat tiba pengumuman itu, aku pulang tarawih dan diberitahu oleh temanku kalau pengumuman sudah bisa dilihat.  Langsung saja aku membuka internet lewat hp dan mengecek pengumuman di laman UNNES.

Betapa bersyukurnya aku melihat no.pendaftaran dan namaku dinyatakan lolos tes SPMU dan diterima sebagai calon mahasiswa UNNES di jurusan ekonomi pembangunan, S1. Dan orang pertama yang aku beritahu tentang kabar gembira ini adalah  ibuku. Beliau ikut senang mendengarnya dan menasihatiku untuk bersyukur kepada Allah SWT. lalu aku memberitahu ayah tentang hasil pengumuman bahwa aku lolos. Beliau juga memberikan respon yang positif. Alangkah senangnya aku bisa melihat orang tuaku gembira atas keberhasilanku.

Diterimanya aku di UNNES merupakan langkah awal untuk melewati langkah-langkah selanjutnya yang masih panjang. Aku belum sepenuhnya dinyatakan sebagai mahasiswa penerima bidikmisi karena masih ada survei sebagai syarat untuk melihat apakah calon penerima bidikmisi benar-benar layak menerima bidikmisi atau tidak. Dan tidak lama setelah pengumuman yaitu pada tanggal 6 agustus 2012, ada survei dari mahasiswa UNNES ke rumah. ada 2 mahasiswa unnes yang mensurvei ke rumah. Secara umum aku dan ibuku ditanya tentang keadaan ekonomi keluarga dan prestasi-prestasi yang pernah aku raih selama bersekolah di SMK.

            Hasil survei bidikmisi akan diumumkan sewaktu-waktu. Aku berharap dinyatakan lolos bidikmisi karena keadaan ekonomi keluarga yang kurang mampu jika
aku kuliah dengan biaya sendiri. Suatu hari ketika aku pulang verifikasi di UNNES pada tanggal 9 agustus 2012, aku mendapat kabar gembira dari mahasiswa yang mensurvei rumahku bahwa aku dinyatakan lolos bidikmisi. Untuk meyakinkan kebenaran kabar tersebut, aku mengeceknya di laman bidikmisi UNNES. Ternyata benar, namaku tercantum pada daftar mahasiswa yang dinyatakan lolos bidikmisi. Ini adalah suatu nikmat yang luar biasa.

            Setelah melewati proses yang cukup panjang dan penuh liku-liku. Akhirnya aku berhasil mendapatkan bidikmisi dan kuliah di satu-satunya Universitas konservasi di Indonesia. Sekarang aku benar-benar menjadi mahasiswa UNNES dengan status penerima bidikmisi. Sungguh suatu kebanggaan dan itu merupakan suatu tanggung jawab besar untukku karena biaya kuliah penerima bidikmisi berasal dari rakyat. Dan aku harus bijaksana dalam mengemban amanah yang aku dapatkan. Semoga beasiswa bidikmisi yang aku dapatkan ini menjadi jalan untukku bisa mengubah kehidupan keluargaku menjadi lebih baik dan bisa bermanfaat untuk masyarakat pada umumnya.

BIODATA PENULIS

NAMA                                    : RIFA ATUN MAHMUDAH
TTL                                         : CILACAP, 6 AGUSTUS 1995
FAKULTAS                           : EKONOMI
JURUSAN                              : EKONOMI PEMBANGUNAN 2012 B


Tidak ada komentar:

Posting Komentar