Minggu, 19 Mei 2013

Bidikmisi Is My Dream


Bidik Misi is My Dream
Oleh Ajeng Febriyani
 
 
Halo perkenalkan nama saya Ajeng Febriyani dari jurusan Pendidikan Akuntasni Universitas Negeri Semarang. Saya akan menceritakan kisah saya untuk meraih beasiswa bidikmisi. Beasiswa yang saya idam-idamkan dan hanya dengan beasiswa ini saya dapat melanjutkan pendidikan saya ke jenjang yang lebih tinggi. Perjuangan saya dimulai sejak saya kelas 1 SMA saat mulai terdengar adanya beasiswa bidikmisi tepatnya semester ke dua. Saya mendapat info tersebut dari guru BP saya yakni Bpk. Anton. Saya mencari info lebih di internet dan mulai bertanya-tanya kepada kakak kelas yang ingin mendaftar bidikmisi tersebut. Walaupun saya masih kelas 1 SMA namun saya sudah punya rencana utuk melanjutkan pendidikan saya dengan beasiswa tersebut. Soalnya sejak awal saya dimasukkan ke SMK, orang tua saya sudah menasehati saya bahwa saya tidak mungkin melanjutkan kuliah apabila menggunakan biaya sendiri. Sempat saya merasa pesimis dan kecewa. Namun setelah saya tahu tentang beasiswa bidikmisi saya menjadi bersemangat lagi.

Alhamdulillah pada saat semester 1 saya mendapatkan rangking pertama sehingga pada semester ke dua saya ignin mempertahankan peringkat tersebut. Syukur alhamdulillah saya mendapat juara 2. Kemudian di semester 3 saya kembali meraih peringkat satu. Namun di semester 4 saya mulai merasakan kelelahan. Baik pikiran maupun tenaga, bahkan saya mengalami depresi akibat ketegangan saya untuk mempertahankan prestasi dalam keadaan kelas yang mayoritas adalah anak-anak cerdas. Saat itulah dukungan orang-orang disekitar baik orang tua, teman-teman, pacar dan guru saya sangat saya perlukan. Dan alhamdulillah mereka mendukung dan memberikan semangat kepada saya. Sehingga saya bangkit lagi. Oleh karena itu saya akhirnya mendapat lagi peringkat 1 di kelas. Kemudian di semester 5 saya mulai benar-benar fokus untuk mempersiapkan ujian nasional. Kembali saya mendapatkan peringkat walaupun peringkat 2 karena terpaut selisih nilai 0,01. Saya berjuang lagi disemester 6 untuk lulus dengan nilai yang cukup baik. Ternyata hasil yang saya dapatkan cukup memuaskan yakni dengan rata-rata 9,1.

Setelah selesai ujian nasional, ujian prakter dan lain sebagainya. Saya pun beristirahat di rumah dan membantu orang tua saya berjualan. Berjualan makanan dengan membuka warung sederhana. Tidak hanya itu saya juga mulai untuk mempersiapkan dokumen-dokumen yang sekiranya diperlukan dalam pendaftaran SNMPTN Undangan. Dengan bimbingan guru BP, saya mendaftar SNMPTN Undangan dan beasiswa bidikmisi. Alhamdullillah saya termasuk 5 besar yang direkomendasikan oleh sekolah untuk mendaftar SNMPTN Undangan. Dua tahap pendaftaran dibantu oleh guru. Namun saat pemilihan perguruan tinggi itulah saat saya harus memilih sendiri. Saya memang sudah ada niat untuk mengambil pendidikan akuntansi di Universitas Negeri Semarang. Karena saya tahu bahwa jalur kependidikan yang paling baik adalah di UNNES. Tetapi saya tetap meminta saran kepada orang tua dan guru saya apakah saya mampu untuk mengambil pendidikan akuntansi di UNNES. Hal itu saya lakukan karena saya takut tidak diterima di UNNES yang notabennya adalah salah satu universitas  terbaik di Indonesia. Orang tua menyerahkan sepenuhnya pilihan kepada saya karena beliau kurang paham tentang perguruan tinggi.   Sedangkan guru saya secara tegas menyuruh saya untuk memantapkan pilihan di UNNES karena saya mampu dan beliau yakin bahwa saya akan diterima melalui jalur undangn dan beasiswa bidikmisi. Saat itu juga saya langsung menuju ke warnet untuk pendaftaran online dan saya mantap memilih UNNES sebagai perguruan tinggi negeri pertama yang saya pilih dengan jurusan pertama yakni pendidikan akuntansi dan pilihan kedua adalah hukum. Perguruan tinggi negeri yang saya pilih kedua adalah Universitas Negeri Soedirman dengan pilihan prodi yakni akuntansi dan manajemen.

Selanjutnya saya menanti pengumuman SNMPTN Undangan dan menanti pengumuman kelulusan sekolah. Namun saat menunggu itulah saya dilanda kecemasan andaikata saya tidak diterima kulaih saya mau apa? Padahal saya mempunyai adik yang harus bersekolah juga. Oleh karena itu saya mencoba melamar pekerjaan atas saran orang tua saya untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Akhirnya saya mendaftar di sebuah toko komputer sebagai tenaga administarsi dan di dealer motor sebagai tenaga akuntansi. Saya lakukan tahap-tahap untuk melamar kerja dengan dukungan penuh dari keluarga. Mulai dari mengurusi SKCK, surat keterangan kerja, surat lamaran kerja dan lain sebagainya. Setelah lamaran saya msukkan ke dua tempat tersebut, saya tinggal menunggu panggilan wawancara.

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari kelulusan tanggal 26 Mei 2012, saya datang ke sekolah bersama orang tua saya dan disambut oleh teman-teman saya. Kami berdoa bersama semoga kami lulus semua. Dan syukur alhamdulillah sekolah saya SMKN 1 Wonosobo lulus 100 % dengan nilai terbaik se- SMK kabupaten Wonosobo. Sungguh hal yang menggembirakan untuk saya. Kegembiraan itu berlanjut hingga malam jam 19.14 saat saya mendapat pemberitahuan dari teman bahwa pengumuman SNMPTN Undangan telah diumumkan. Saya langsung berlari menuju warnet untuk melihat hasil pengumuman itu. Tak peduli hujan deras yang turun saat itu. Tiba di warnet ternyata warnet penuh. Saya mencoba mencari warnet lain. Dan alhamdulillah masih ada 1 bilik yang kosong. Saya langsung membuka website snmptn.undangan.ac.id. saya masukkan nomor penadaftaran saya. Dan kata yang keluar adalah “SELAMAT ! ANDA DITERIMA DI PERGURUAN TINGGI SEMARANG JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI.” Langsung seketika itu juga saya sujud syukur dan menangis bahagia karena impian saya untuk berkulih dapat terwujud padahal masih ada tahap lagi untuk beasiswa bidikmisi. Namun dengan diterima itu adalah sedikit celah pintu yang telah terbuka untuk saya.

Saya pulang kerumah dan sampai dirumah saya langsung memeluk ibu saya. Orang yang sudah mendoakan saya setiap malam dan setiap saat agar saya dapat meraih apa yang saya impikan. Saya berkata kepada ibu, “ bu, ibu adalah malaikat buat saya, malaikat yang sudah menyampaikan doa saya kepada Allah. Saya diterima bu di universitas semarang jurusan pendidikan akuntansi sesuai yang saya mau. Terima kasih ibu. “ Saat itu saya lihat raut wajah orang tua saya sangat bahagia, bahkan adik saya bilang “ mbak kamu hebat”. Kata-kata yang saya ingat sampai sekarang, kata dari seorang adik yang sangat saya cintai. Tetapi saya tetap terus berdoa agar saya juga dapat beasiswa bidik misi. Tepat jam 22.00 kebahagian saya berlanjut. Saya mendapat sms dari salah satu tempat yang saya kirimkan lamaran pekerjaan. Dan mengatakan saya di undang untuk mengikuti kegiatan wawancara guna kontrak kerja. Subhanallah benar-benar keagungan Allah, ada kesempatan lain utnuk saya misalkan saya tidak mendapatkan beasiswa.

Senin pagi saya datang ke toko tersebut. Namun keresahan hati mulai tumbuh saat saya baru sadar ternyata saya harus memilih salah satu. Kalau saya menandatangani kontrak kerja, berarti saya jelas sudah tidak dapat mengurusi besiswa bidikmisi karena tanggal 1 juni saya harus mulai bekerja. Padahal di bulan juni saya harus ke Semarang untuk pembekalan dan tahap-tahap lain yang harus ijin kerja. Sedangkan apabila saya tidak memilih kerja, saya takut saya tidak mendapat beasiswa bidikmisi dan akhirnya saya tidak pula mendapatkan pekerjaan. Benar-benar pilihan yang sulit untuk saya. Saya meminta petunjuk dari Allah dengan salat istikharoh dan meminta saran-saran dari berbagai pihak. Saya mendapat petunjuk dari Allah ketika saya bermimpi bahwa adik saya meminta saya untuk kuliah karena dia juga ingin kuliah seperti saya. Dia menginginkan saya untuk menjadi contohnya. Oleh karena itu saya membulatkan tekad untuk memilih melanjutkan kuliah dan meninggalkan pekerjaan yang sudah ada didepan mata. Dan ternyata saya mendapatkan beasiswa bidikmisi yang pasti setelah diadakannya survei kerumah saya. Langkah yang saya ambil ternyata tidak salah.

Perjuangan saya ternyata tidak hanya sampai disitu. Saat ke Semarang pun saya mengalami ujian dari Allah. Malam sebelum keberangkatan saya ke Semarang saya telah menyiapkan berkas-berkas yang akan saya bawa pada keesokan harinya. Malam itu saya mengalami sulit tidur karena sudah tidak sabar untuk melihat seperti apa itu UNNES. Saya dan ayah saya memutuskan untuk berangkat jam 02.00 dini hari untuk menghindari kemacetan dan agar tidak terlambat datang ke UNNES karena saat itu baik saya maupun ayah saya tidak tahu keberadaan tepat UNNES.  Baru keluar dari rumah, ibu saya menelpon bahwa jas hujan tertinggal dirumah. Namun  ayah saya tidak kembali kerumah takut nanti tidak cukup waktunya. Perjalanan dini hari yang sangat dingin dan menyeramkan. Di saat orang lain sedang tertidur lelap saya dan ayah saya sudah diperjalanan demi memperjuangkan bidikmisi. Dini hari adalah jam saat truk-truk besar mulai beroperasi. Saya merasakan ketakutan apalagi saat motor saya berada diantara 2 tronton yang membawa muatan berat dan banyak.

Tepat jam 04.18 ujian yang sesungguhnya datang. Karena gelap dan ayah saya memperhatikan petunjuk jalan menuju UNNES di dekat Pasar Ungaran, menyebabkan musibah itu terjadi. Beberapa detik sebelum musibah itu datang saya sempat memperhatikan tanda kecil di trotoal yang menuliskan awas jalan berlubang. Namun seketika itu pula kami terjatuh dari motor karena ada jalan berlubang yang tergenang air sehingga kami tidak melihat dan ayah saya mencoba mengerem namun kami terjatuh serta terseret di jalan beserta motor kami. Pada saat tergeletak di jalan dalam hati saya, saya selamat atau tidak. Setelah membuka mata saya tenyata masih hidup dan saya melihat ayah saya berada di samping saya dengan berusaha untuk memberhentikan mobil yang lewat dijalan tersebut. Namun entah kemana kepedulian manusia-manusia itu, tak ada satu pun mobil yang lalu lalang mau berhenti. Mereka hanya berjalan perlahan, mengedipkan lampu dan memperhatikan dari dalam mobil kami berdua yang tergulai tak berdaya di tengah jalan.

Saat itu juga saya langsung bangkit dan melepas helm lalu duduk dipinggir jalan untuk menghindari mobil-mobil itu. Tanpa saya sadari ternyata ayah saya tak dapat berdiri karena kaki sebelah kiri tertimpa badan motor. Saya langsung berusaha mengangkat motor itu sendirian dengan tubuh saya yang penuh luka dan lemas. Tiba-tiba ada seorang lelaki tua yang membantu saya mengankat motor yang menimpa ayah saya. Lalu kami berdua membawa ayah saya ke pinggir jalan. Saya dan ayah saya mengucapkan terima kasih kepada beliau. Entah siapa orang yang berhati malaikat itu, sampai sekarang pun saya tidak tahu. Saat ayah saya dan bapak tua itu berusaha untuk membenarkan motor yang rusak itu, saya hanya terduduk lemas melihat ayah dan motor saya yang terluka akibat kecelekaan itu. Dalam hati saya, saya menangis dan marah. Kenapa harus terjadi kejadian itu. Padahal sampai UNNES pun belum. Saya bertanya dalam hati apakah saya akan sampai di UNNES tepat waktu dalam keadaan seperti ini? Saya takut,saya khawatir dan pesimis. Namun ayah saya mendekati saya sambil berkata ,”kamu gak apa-apa ndok? jangan sedih ya, kita tetap akan sampai UNNES bagaimana pun caranya. Yang tegar ya, ini ujian buat kamu. Jangan menyerah.” Seketika itu semangat saya kembali. Saya harus tetap berjuang untuk sampai ke UNNES.

Setelah setengah jam menunggu motor diperbaiki dengan alat yang seadanya, kami pun melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan saya sempat mengabari teman saya yang juga berangkat pada hari itu bahwa saya mengalami kecelakaan. Sesampainya di UNNES saya disambut oleh teman-teman saya yang sudah menunggu dari tadi dan sangat mengkhawatirkan saya. Mereka membantu saya berjalan karena kaki sebelah kiri saya keseleo dan mengalami luka yang cukup parah. Saya dibantu untuk mengobati luka-luka saya dan saya mengobati luka ayah saya. Beliau kelihatan sangat tegar, padahal luka yang beliau alami lebih parah daripada saya. Beliau juga malah sempat membersihkan kotoran di baju dan celana saya dengan tangan beliau sendiri. Sungguh ayah yang terbaik adalah ayah saya.

Tepat jam 07.00 saya dan teman-teman masuk ke dalam auditorium. Saya tertatih-tatih berjalan namun semangat di dalam hati saya sangat membara. Saya tak perduli dengan pandangan mahasiswa baru lain bahkan kakak kelas yang risih melihat baju dan celana saya bolong dan kotor. Karena saya telah mengalami ujian yang cukup berat, saya tidak akan pernah menyia-nyiakan perjuangan saya dan orang-orang disekitar saya. Saya harus dapat menjadi kebanggaan untuk mereka dan tak akan menyerah. Sekarang saya bangga karena saya telah menjadi bagian dari keluarga besar Universitas Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk meraih kesuksesan yang saya impikan.
 
 
BIODATA PENULIS :
 
NAMA                                  : AJENG FEBRIYANI
PRODI                                   : PENDIDIKAN AKUNTANSI
ALAMAT ASAL                   : JALAN KAYAI MUNTANG NO. 3 RT O4 RW O5 WONOSOBO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar