MERAIH BIDIK MISI
Ketika guru Bimbingan
Konselingku menerangkan program BIDIK MISI dari pemerintah itu, rasanya harapan
untuk kuliah menyala kembali. Harapan kuliah sebenarnya selalu ada, tapi rasa
tidak ingin memberatkan beban orang tua selalu mengurungkan niatku melihat pada
kenyataan bahwa kuliah itu membutuhkan biaya banyak. Mana mungkin orang tuaku
sanggup membiayai kuliahku? Padahal adik pertamaku juga dalam proses masuk SMA.
Kala itu kegalauan menyelimutiku, apakah aku harus tetap memaksa orang tuaku
untuk mengkuliahkanku.? Berita dari guru BK pagi itu membangkitkan semangatku
untuk mencari tahu informasi lebih tentang program beasiswa itu. Kala itu
pulang sekolah lekas ku buka alamt web BIDIK MISI, Alhamdulillah informasi
dapat kudapat dengan lengkap. Mulai dari syarat, peraturan dan segala yang
bersangkutan dengan BIDIK MISI kudapat dengan sempurna. Agar aku lebih
memahaminya, ku print Buku Panduan tersebut. Keesokan harinya, aku mencoba
mengkonfirmasikan pada guru BK, tapi guruku memberikan tanggapan yang tidak
memuaskan. Aku harus mengurus sendiri semua persyaratan yang harus dipenuhi
calon penerima bidik misi.
Disela-sela kesibukan
les dan persiapan UAN, aku menyempatkan untuk melengkapi persyaratan
tersebut, tapi sekolah tidak begitu mendukung sehingga aku menyerah dan
memutuskan untuk konsentrasi saja pada UAN. Ketika pengumuman kelulusan aku
membulatkan tekad untuk tetap mendaftar SNMPTN, entah apa yang akan terjadi
nanti,” asal ada niat pasti ada jalan”, pikirku. Ternyata pengumuman SNMPTN
menyatakan aku diterima di UNNES. Aku bingung apakah aku harus mengambil
kesempatan di UNNES, karena saat itu tak serupiah pun yang telah disiapkan
orang tuaku. Akhirnya aku dapat jalan keluar, bude ku mau memberikan pinjaman
dan membeli sawah warisan kakekku. Dari uang tersebut aku gunakan untuk
membayar uang SPI yang ditetapkan UNNES sebesar Rp 7.555.000,- dan biaya masuk
adikku.
Ketika kelelahan
menghinggapi saat PPa, kabar segar datang saat PPa.Aada pengumuman bahwa ada
penambahan kuota bidk misi, semula aku sudah putus asa, tapi aku tetap berusaha
mendaftar. Aku berdo’a pada Allah, jika memang Allah masih memberi kepercayaan
pada orang tuaku untuk membiayai kulihku, semoga aku diterima dan jika memang
aku tidak diterima aku yakin ada jalan yang lebih indah. PPA dan
OKPT selesai, aku pulang dan tak lama kemudian ada mahasiswa dari UNNES yang
dating untuk menyurvei tempat tinggalku. Aku persilakan kakak tersebut dengan
segala fakta yang ada. Alhamdulillah saat kulihat pengumuman beberapa hari
setelahnya, aku dinyatakan lolos sebagai penerima bidik misi. Puji syukur tak
henti-hentinya kupanjatkan pada Allah. Terima kasih juga kuucapkan kepada UNNES
yang telah mau memperhatikan kalangan mahasiswa berprestasi dari keluarga yang
tingkat ekonominya rendah. Semoga apa yang aku dapatkan sekarang dapat
memberikan manfaat padaku dan orang lain kelak. Amin Ya Allah.
By: Khoirun Nisa Pend. Akuntansi 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar